Metode Lectio Divina
· Lectio Divina adalah sebuah metode pembacaan Kitab Suci yang dimaksudkan untuk untuk memupuk iman, harapan dan kasih.
· Bukan sekedar mencari pengetahuan belaka, tetapi supaya Sabda Allah yang ditemukan mampu menggugah hati dan menggerakkan kehendak.
· Dilakukan dalam suasana doa
Tujuan Lectio Divina
· Menemukan “ilham Roh Kudus” yang tersembunyi dalam huruf-huruf mati Kitab Suci.
· Mengalami “Firman Allah” yang hidup yang mampu menyentuh hati dan menggerakan kehendak dan akal budi untuk memperbaharui diri.
Tahapan Lectio Divina
1. lectio = membaca,
2. meditatio = merenung/meresap-resapkan sabda,
3. oratio = berdoa dengan teks yang direnungkan,
4. kontemplatio = duduk mendengarkan Allah.
Intensitasnya berbeda sesuai dengan jenjang yang dicapai seseorang.
Metode Lectio Divina
1. Lectio = membaca
· Membaca dan mengerti teks KS yang dibaca, bukan soal yang menyentuh hati tetapi mengerti keseluruhan teks yang dibaca.
· Mencoba menemukan pernyataan-pernyataan pokok: siapakah yang berbicara atau bertindak; apa yang mau dikatakan; kepada siapa; mengapa, kapan, situasi bagaimana? (5 W: Who, What, Why, When, Where)
· Mencoba mengerti teks sesuai dengan kemampuan masing-masing dan hendaknya puas dengan apa yang dapat dimengerti saat itu. Yang masih gelap atau belum jelas akan menjadi jelas kemudian pada saatnya.
· Dapat menggunakan sarana bantu: buku tafsir, kamus alkitab
2. Meditatio = merenung-renungkan/ meresap-resapkan
· Temukan ayat/hal yang menarik bagimu dan yang menyentuh hati
· Mengunyah-ngunyah makanan ini sehingga menjadi makanan yang lembut bagi jiwa dengan cara mengulang-ulangi ayat tersebut dalam hati
· Ayat akan meresap dalam hati dan menggema di dalam hati;
· Firman Allah menjadi hidup di dalam diri kita
3. Oratio = berdoa
· Meditasi membuat hati terdorong untuk berdoa
· Berdoa didasarkan pada ayat yang meresap dan hidup di dalam hati
· Doa yang digerakkan dan diilhami oleh Sabda Allah.
· Doa ini bisa berupa pujian dan syukur, sukacita dan kagum, penyembahan, keluh kesah, permohonan, harapan, penyesalan.
4. Kontemplatio = mendengarkan Allah
· Allah berbicara dengan cara-Nya
· Mendengarkan tidak selalu dengan telinga
· Allah menjawab langsung kebutuhan dan keperluan hidup kita; seringkali Allah berbicara tanpa kata-kata tetapi dempaknya langsung dialami: yang lemah dikuatkan, yang sedih dihibur, yang terluka dipulihkan, yang rindu akan Tuhan dipuaskan dsb.
· Sabda Allah memberikan dampak dalam diri
· “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibr 4:12)“Selamat merenungkan Sabda Tuhan…..semoga Tuhan memberkati
Jumat, 12 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar